Senin, 18 Mei 2009

Kalau Rejeki gak kemana


Kata-kata ini merupakan ungkapan yang sangat umum kita dengar, apalagi saat kita sedang mengharapkan suatu proyek, atau saat akhir tahun jaran anak-anak sekolah, dimana sebagai orang tua kita harus menyediakan sejumlah dana yang biasanya tidak sedikit. Nah, ungkapan tersebut terbukti kebenarannya pada diri penulis.

akhir tahun 2008 kemarin, salah satu klien saya meminta untuk mengganti seluruh handset telepon di kantornya denga yang baru. Kemudian penulis melakukan negosiasi dengan vendor handset tersebut sehingga penulis mendapat suatu komposisi harga yang didalamnya sudah termasuk keuntungan untuk penulis sendiri.

Harga tersebut penulis kirimkan ke klien pada tanggal 28 Desember 2008. Dikarenakan libur akhir tahun, maka baru pada awal tahun penulis mendapat konfirmasi harga tesebut disetujui oleh klien, maka penulis melakukan rencana pembelian produk tersebut ke vendor.

Ternyata menurut vendor harga tersebut sudah tidak berlaku lagi untuk awal tahun 2009. Harga baru harus ditambah +- 15% dari harga yang ditawarkan semula. Setelah dihitung-hitung maka keuntungan penulis menjadi berkurang. Tapi karena sudah ditawarkan ke klien dan sudah disetujui serta untuk menjaga hubungan yang sudah terjalin selama ini, maka dengan berat hati penulis tetap melakukan pembelian produk tersebut, walau dengan tingkat keuntungan yang sedikit.

Penulis kemudian membawa produk tersebut dan melakukan instalasi di kantor klien. Ternyata klien juga membutuhkan setting ulang untuk produk tersebut, dimana penulis meminta tambahan untuk jasa tersebut dan disetujui.

Disinilah ungkapan "kalau rejeki gak kemana" berlaku. Setelah penulis menghitung ulang, maka tingkat keuntungan yang didapat bahkan lebih besar dari perhitungan awal sebelum harga dinaikkan oleh vendor handset tersebut. Ternyata "perhitungan Allah" itu lebih akurat dibandingkan hambanya

Dari Mutiara kalam Al-Imam Abdullah bin Alwi Alhaddad: Telah berkata Ibrahim Al-Khawwas,
“Ilmu itu semuanya tercakup di dalam dua kalimat, yaitu jangan membebani diri untuk memperoleh sesuatu yang memang telah dijaminkan sepenuhnya untuk kamu (tentang rizki) dan jangan mengabaikan apa yang telah dituntut dari kamu (untuk kamu kerjakan)”



Reza

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Lapor gan.... lagi blogwalking nih...

Muhamad Thorik mengatakan...

ya.ya.. namanya juga rejeki, gak bakal kemana2 lha wong udah jelas alamatnya ..hehehe